Showing posts with label mediapromo-inc. Show all posts
Showing posts with label mediapromo-inc. Show all posts
SCOOB! Scooby Doo Movie (2020)
Scooby and the gang face their most challenging mystery ever: a plot to unleash the ghost dog Cerberus upon the world. As they race to stop this dogpocalypse, the gang discovers that Scooby has an epic destiny greater than anyone imagined.
Director :
Tony CervoneWriters :
Matt Lieberman (screenplay by), Adam Sztykiel (screenplay by)Stars :
Will Forte, Mark Wahlberg, Jason Isaacs | See full cast & crew »TROLL WORLD TOUR - NEW MOVIE 2020
Overview
Watch Trolls World Tour (2020) : Full Movie Online Free Queen Poppy and Branch make a surprising discovery — there are other Troll worlds beyond their own, and their distinct differences create big clashes between these various tribes. When a mysterious threat puts all of the Trolls across the land in danger, Poppy, Branch, and their band of friends must embark on an epic quest to create harmony among the feuding Trolls to unite them against certain doom.
Aplikasi Edit Video Android Gratis 2020 + Link Download
Di zaman yang serba instan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, banyak orang yang menginginkan kecepatan dan kepraktisan di setiap layanannya. Maka tak heran apabila banyak sekali perusahaan berlomba-lomba untuk menyediakan “layanan instan” untukmu. Salah satunya adalah edit video.
Jika dulu mengedit video hanya bisa di PC, berkat perkembangan teknologi, kini kamu bisa melakukannya di Android maupun iOS. Ya, telepon genggam mungilmu yang kini disebut smartphone tersebut, kini bisa berfungsi layaknya PC untuk mengedit video.
Unsur praktis dan instan yang menjadi karakteristik smartphone, membuat banyak developer mengembangkan aplikasi edit video yang tak hanya mudah digunakan, namun juga berikan fitur cepat bagi kamu yang ngga mau ribet namun menginginkan hasil yang bisa dibilang cukup oke.
Memang, hasilnya tak bisa sebagus PC, terlebih dengan berbagai kustomisasi yang rasanya cukup tidak mungkin dilakukan di Android. Namun mengingat fungsinya adalah kecepatan dan kepraktisan, aplikasi edit video Android bisa dibilang sangat oke untuk ukuran Android dan sangat kami rekomendasikan untuk didownload. Lalu, apa saja aplikasinya? Berikut rekomendasi kami.
7. Filmora Go
Profesional dan terdepan, itulah slogan yang dimiliki Filmora Go. Sama seperti aplikasi edit video PC, Filmora Go miliki nyaris semua opsi yang dimiliki aplikasi PC. Kamu tak hanya bisa membuat slideshow dari gambar, foto, hingga video, namun juga melakukan editing dasar seperti trimming, merge, crop, tambahkan musik, tambahkan suara, hingga memutar videomu.
Kamu juga bisa tambahkan efek seperti filter, teks animasi, motion element, hingga bumper. Kamu tak mau ribet? Kamu juga bisa memilih template yang telah mereka sediakan. Yang perlu kamu lakukan adalah menambahkan elemen yang ingin kamu edit. Mulai dari gambar maupun video, gunakan template yang diinginkan, dan selesai tinggal render.
6. Magisto
Mengedit video dengan cepat, itulah yang disandang Magisto sebagai aplikasi edit video gratis android. Kamu hanya perlu melakukan tiga langkah penting untuk melakukannya. Yang pertama adalah mengambil gambar maupun video, memilih musik, lalu menambahkan judul/bumper video.
Magisto akan mengubahnya secara otomatis dan jadikannya video musik bagi kamu yang tak ingin ribet mengedit video. Sebuah aplikasi yang sangat cocok bagi kamu sosialita Indonesia dan para Gen Z dan generasi milenial zaman now (bukan zaman old).
5. WeVideo
WeVideo disebut sebagai aplikasi video editor cloud-based. Ini berarti kamu bisa mengedit video melalui drive cloud yang telah mereka sediakan. Ia miliki tema unik dan musik sesuai proyekmu. Kamu bisa mempublish karyamu setelah renderan rampung melalui platform sosial media yang mereka dukung.
Sayangnya, kamu harus mengupload terlebih dahulu video yang ingin kamu edit dan mendownloadnya setelah rampung dirender. Menguntungkan memang, karena kamu tak perlu khawatir HPmu lemot saat merender video karena aplikasinya berbasis cloud server. Namun di sisi lain merugikan dirimu yang fakir kuota.
4. Quik
Kamu pengguna action camera GoPro mungkin akan terbantu dengan adanya Quik. Aplikasi edit video Android ini bisa terhubung dengan smartphonemu. Sesuai namanya yang merupakan plesetan dari kata “Quick” yang berarti cepat, Quik mampu mengedit video tanpa ribet. Kamu bisa menambahkan hingga 50 foto dan video baik dari smartphone, facebook, maupun instagram untuk diedit secara otomatis oleh aplikasi tersebut.
Quik miliki berbagai efek transisi, judul, filter, musik, dan tambahan efek lain untuk membuat videomu unik dan berbeda dari yang lain.
3. Adobe Premiere Rush
Nama Adobe bukan nama yang asing lagi di dunia editing baik gambar, vector, layout, audio, vfx, hingga video. Jika umumnya aplikasi mereka sangat fokus pada PC, kali ini mereka mencoba untuk sambangi Android dan iOS menggunakan Premiere Rush. Berbeda dengan aplikasi PCnya yang berbayar, Premiere Rush bisa kamu download secara cuma-cuma.
Kamu bisa menggunakannya sama persis dengan versi PCnya namun lebih cepat dan menyenangkan. Ia miliki custom music dan efek sendiri. Menariknya, berbeda dari versi PC, versi Androidnya miliki template video yang mungkinkanmu membuat video slide gambar secara otomatis, jika kamu terlalu mager dan malas untuk melakukannya. Setelah video rampung kamu kerjakan, kamu juga bisa mengeditnya di versi PC menggunakan cloud save.
2. PowerDirector
Melakukan vlog akan mudah berkat bantuan PowerDirector. Aplikasi edit video dari Cyberlink tersebut mungkin pernah kamu temukan versi PCnya. Kini, ia merambah ke Android untuk memudahkan para generasi instan untuk mengedit video secara portabel.
Sama seperti aplikasi Android lain, PowerDirector miliki kemudahan yang mungkinkanmu mengedit video untuk Instagram Story, IGTV, hingga YouTube. Kamu bisa mengedit videomu secara vertikal maupun horizontal dengan sangat mudah menggunakan aplikasi edit video tersebut. Cyberlink juga telah menyediakan berbagai template yang bisa kamu gunakan on the go. Sayangnya ia miliki watermark jika kamu tidak mengupgradenya ke versi premium.
1. KineMaster
Siapa tak kenal KineMaster? Aplikasi edit video tersohor untuk mobile ini memang tak pernah berhenti untuk terus berinovasi. Ia merupakan salah satu aplikasi edit video Android pertama yang miliki fitur layaknya edit video di PC, namun dengan kepraktisan layaknya aplikasi Android.
Kamu akan dihadapkan dengan timeline yang miliki lebih dari satu layer untuk mempermudah proses editing, menambahkan elemen, hingga menumpuk beberapa layer menjadi satu layaknya software edit video PC. Sayang, kamu wajib membeli aplikasinya jika kamu ingin menghilangkan watermarknya. Tapi, hey, kenapa tidak untuk aplikasi yang bagus seperti ini?
Bagaimana? Apakah kamu sudah mencoba semuanya? Aplikasi apa yang menurutmu menjadi yang terbaik dari daftar di atas? Atau, mungkin kamu punya rekomendasi aplikasi edit video lain? Seperti biasa, kamu bisa cantumkan melalui komentar saat kami mempublish artikel ini di page facebook kami.
[RUMOR PS5] Game Spider-Man PS5 akan Tampilkan Venom, Mysterio, dan Variasi Gameplay saat Berayun
Lanjutkan pula cerita dari game Spider-Man PS4
Kesuksesan Insomniac dalam merilis game Marvel’s Spider-Man di tahun 2018 lalu telah benar-benar membawakan suatu kepercayaan yang penting bagi Sony. Setelah sukses diakuisisi sebagai developer first party milik Sony pada tahun 2019 kemarin, tentu banyak harapan yang seolah siap diembankan oleh developer asal California ini.
mengembangkan sekuel dari game Marvel’s Spider-Man digadang-gadang akan menjadi misi yang hendak ditempuhnya. Melalui rumor yang baru-baru ini berhembus di forum Reddit, Insomniac dikabarkan tengah ingin melanjutkan petualangan sang tokoh Peter Parker di konsol yang tentunya lebih terkini seperti PS5.
Dispekulasikan siap rilis pada sekitaran akhir 2021 nanti, game Spider-Man 2 ini akan menghadirkan kelanjutan cerita dari versi PS4-nya. Terutama dalam pengambilan setting 5 hingga 6 bulan pada musim dingin setelah event di Marvel’s Spider-Man 1 berakhir. Rumor pun menyebut bahwa karakter Venom (Eddie Brock) dan Harry Osborn akan menjadi fokus utama. Dimana tentu itu bukanlah suatu hal yang mengejutkan apabila kamu sempat memainkan versi prekuelnya.
Lalu, Spider-Man 2 juga akan siap memperkenalkan musuh-musuh ikonik lain seperti Carnage dan Mysterio. Plus tak ketinggalan dengan plot mengenai rencana perusahaan Oscorp dalam proyek eksperimen super soldier.
Di lain sisi, peran Miles Morales sebagai karakter playable secara unik masih tetap ikut dimunculkan. Namun tidak lagi dengan porsi gameplay yang terkesan linear, atau dalam arti kamu sudah bisa bereksplorasi secara lebih bebas ketika mengendalikan dirinya. Seolah ingin memberi petunjuk bahwa Morales mungkin akan mulai bisa berperan menjadi seorang Spider-Man yang baru, rumor berikut juga seakan mengkonfirmasikan bisanya kamu untuk berganti-ganti karakter di saat bertarung ala game Batman Arkham Knight.
Sementara bila membahas mengenai Mekanik Spider-Man dalam mengeluarkan jaring laba-labanya demi berayun, game Spider-Man baru ini kabarnya ingin memberikan sebuah bentuk penyempurnaan yang lebih imersif. Contoh utamanya adalah dari penambahan variasi animasi gerakan Spidey ketika berayun-ayun dari satu tempat ke tempat lain agar tak terkesan monoton. Pihak insomniac bahkan kabarnya telah menyiapkan 2 orang animator yang akan secara khusus mengerjakan aspek ini.
Sistem maupun caramu dalam berayun pun akan dihadirkan dalam 3 mode yang penamaannya masih belum final, yakni seperti dalam mode Realistic (murni bersifat pyshics ala game Spider-Man 2), Arcade (tawarkan mode asistensi), dan Hybrid (gabungan dari keduanya yang terasa mirip seperti game Spider-Man PS4). Sisanya, ada pula penambahan “Web Chain” mekanik yang memungkinkanmu untuk bisa menggabungkan jaring-jaring yang dikeluarkan ke sejumlah titik tempat yang berbeda agar kamu dapat lebih mudah berpindah dengan praktis nan cepat.
Karena termasuk sebagai sebuah rumor, tentu ada baiknya bila informasi ini jangan kamu telan secara mentah-mentah.
Sumber: Reddit
Capai 1 Milyar User, Microsoft Bagikan Video Pendek Perubahan Tampilan Windows 10
image courtesy, Microsoft
Windows merupakan salah satu sistem operasi paling populer yang digunakan pada komputer/laptop di seluruh dunia. Bahkan user awam pun lebih mengenal Windows ketimbang beberapa sistem operasi lainnya seperti Linux maupun MacOS. Bahkan versi Windows terakhirnya, yaitu Windows 10 berhasil memperoleh pencapaian terbarunya telah digunakan oleh 1 milyar user atau bahkan lebih diseluruh penjuru dunia.
Seperti yang dilansir dari The Verge, baru-baru ini bahkan Microsoft pamerkan sebuah video pendek yang memperlihatkan perjalanan Windows dari versi Windows 98 hingga Windows 10. Yang menarik adalah kita dapat melihat perubahan logo Windows pada tombol ikonik ‘Start‘ dari versi jadul hingga kini, bahkan perubahan Windows 10 yang kini mulai mengadaptasi desain icon baru yang lebih segar dan berwarna dengan ‘fluent design‘ seperti yang mereka sebutkan sebelumnya. Dalam video pendek tersebut kita juga dapat melihat fitur yang belum kita lihat sebelumnya yang mengusung ‘modern context menu‘ hingga tampilan ‘file explorer’ dengan tampilan icon folder yang baru.
Pencapaian angka 1 milyar user pengguna Windows 10 ini juga berhasil mengungguli sistem operasi Windows yang sebelumnya populer seperti Windows XP bahkan Windows 7 yang dahulu begitu digemari banyak user diseluruh dunia. Menurut laporan dari website Net Applications market share Windows 10 mencapai 56% atau dua kali lipat bahkan lebih dari Windows 7 yang hanya berada di angka 26 %
Kalo kamu masih pake Windows apa nih brott ? kalo kentang mania si pake Windows XP juga gapapa kan xD.
|
Call of Duty: Warzone Review – Battle Royale dengan Kecepatan Hakiki
Battle Royale mungkin genre yang telah letih kamu dengar di tahun 2020. Tak sama seperti yang sempat dipopulerkan oleh PlayerUnknown’s Battlegrounds, genre dengan konsep 100 player dalam satu arena dan miliki mekanik last man standing ini terkesan sudah basi. Pasalnya, sejak kepopuleran game buatan Brendan “PlayerUnknown” Greene tersebut, banyak kompetitor yang mulai mengikuti jejaknya.
Persaingannya yang paling kuat ada pada Fortnite yang meski tak begitu laris di pasar Indonesia, namun Epic Games selaku developernya mampu kuasai pasar barat. Saking populernya, banyak orang awam yang mengenalinya. Menjadikannya “fenomena” gila dengan dramanya di internet maupun pemerintah.
Genre tersebut kemudian kedatangan kompetitor baru. Mereka adalah Respawn Entertainment dengan Apex Legends buatannya. Respawn mencoba menggempur battle royale dengan balutan hero-shooter. Mereka juga sukses bersaing dengan raksasa Fortnite dan menjadikan sebuah fenomena baru meskipun sempat drama akibat monetisasinya yang kurang adil.
Namun seiring berjalannya waktu, popularitas genrenya semakin menurun dan terkesan biasa saja. Ia masih diminati oleh mereka yang setia di genrenya. Meskipun demikian, banyak sekali developer maupun publisher yang percaya akan kekuatan battle royale. Salah satunya adalah Activision.
Setelah sukses dengan Call of Duty: Black Ops 4 Blackout Mode yang tawarkan permainan battle royale semi sci-fi-nya. Activision masih berusaha mendulang kesuksesannya dengan Call of Duty: Warzone, mode battle royale dari Call of Duty: Modern Warfare 2019. Lantas, apakah game mereka mampu melakukannya?
Bisa Dimainkan Oleh Siapapun
Meski disebut mode baru bagi mereka yang telah miliki Call of Duty: Modern Warfare 2019. Pada kenyataannya, Warzone merupakan game free-to-play standalone yang bisa dimainkan oleh siapapun. Benar sekali, siapapun yang tak memiliki gamenya bisa memainkannya. Sebuah strategi gila untuk saingi dua game besar dengan genre serupa.
Sayangnya, kamu yang tak memiliki gamenya wajib mendownloadnya sebesar kurang lebih 100GB. Sebuah momok yang menyeramkan bagi mereka yang fakir kuota, maupun mereka yang memiliki kecepatan internet lambat. Ini dikarenakan kemungkinan Activision dan Infinity Ward tak mau agar player yang memutuskan untuk membeli gamenya setelah mencoba Warzone untuk mendownload filenya lagi.
Sementara, kamu yang telah memiliki gamenya “hanya” perlu mendownload sekitar 15-16GB di PlayStation 4 dan 20-25GB di PC.
Strategi gratis Warzone juga merupakan salah satu cara untuk menjaring player baru, agar tertarik dengan produk yang versi barunya kini sudah tak lagi dijual di Steam tersebut. Terlebih dengan crossplay yang tetap memberikan populasi yang padat bagi gamenya setelah beberapa bulan maupun tahun ke depan.
Saat review ini ditulis, Warzone miliki dua mode utama dalam gamenya: Battle Royale dan Plunder. Plunder adalah sebuah mode baru yang menyoroti “uang” sebagai permainan utamanya. Saya akan jelaskan lebih lanjut nanti.
Battle Royale 150 Player dengan Map Super Luas
Lalu, seperti apa battle royalenya? Simplenya, Warzone adalah game battle royale namun dengan mekanik shooter ala Call of Duty: Modern Warfare 2019. Bisa kamu bayangkan bagaimana permainannya yang super cepat dipadu dengan map super luas. Saya mengatakan super luas karena mapnya mampu menampung 150 player. Ya, bukan 100 player seperti permainan battle royale pada umumnya.
Mode battle royalenya sendiri wajibkanmu untuk miliki 3 player dalam satu tim. Hingga detik ini Infinity Ward belum menambahkan mode lain selain tiga player, baik solo maupun duo. Memaksamu untuk terus bermain bersama dua player lain saat memainkannya.
DirectX 12 Ultimate from Microsoft Guarantees Game Views to be Cooler
More detailed, cooler, without using many sources.
The visual
appearance of video games is growing more rapidly along with technological
developments. One example is NVIDIA who did raytracing branding using RTX
a few years ago. Now, it's Microsoft's turn to improve it using DirectX 12
Ultimate in 2020.
DirectX 12
Ultimate will become the new standard for video game visual display. They
worked with two large manufacturers such as AMD and NVIDIA to combine an API,
so that it could be used by developers both to develop the game on a PC or
console.
DirectX 12 Ultimate will become the new standard for video game visual display. They worked with two large manufacturers such as AMD and NVIDIA to combine an API, so that it could be used by developers both to develop the game on a PC or console.
However, not all graphics cards are supported by DirectX 12 Ultimate. Only a few, such as the NVIDIA RTX series, belong to him. While the red team that plans to release a new graphics card this year with RDNA 2 support must wait even longer. At least close to the release date of the Xbox Series X and PlayStation 5.
Here are the new DirectX 12 Ultimate features:
- Direct X Raytracing (DXR) 1.0 dan 1.1
- Variable rate shading: Enables the system to load lower by varying visual display shading without compromising its quality.
- Mesh shader: A simpler version of pipeline geometry to help reduce the possibility of bottlenecks.
- Feedback sampler: Allows developers to capture and record texture sampling information and locations to improve texture streaming and texture-space shading. An important feature that must be given when rendering in 4K resolution.
The above feature is a feature that is actually quite old. This is because the feature was announced in 2019 ago. Now, they only re-branding by adding "Ultimate".
How slower network speeds can benefit big data
CIOs and big data planners need to put on their financial hats and think
about the cost of data transport.
There
isn't a company or a communications provider that isn't thinking about the
importance of 5G networks, which promise
low latency and data transfer speeds that can be as much as 100 times faster than their 4G
network counterparts. The benefit of these high-speed networks for
big data payloads goes without saying, but there are also cases where paying
the extra money for 5G or even 4G capability doesn't make sense, even with big
data.
SEE: Special report: How to
win with prescriptive analytics (free PDF) (TechRepublic)
Capitalizing
on the benefits that slower data transport such as 2G or even 0G networks can
bring to the world of Internet of Things (IoT)
are companies like Sigfox, which offers a global "slow G"
communications network for operators in the logistics industry.
"Our
focus is on asset tracking," said Ajay Rane, vice president of Sigfox
global business development. "Companies often find improved returns on
investment (ROI) for the assets they are tracking when they can reduce the cost
of the communications they are paying for."
Rane cited the example of trucks transporting apples.
"The apples might be worth $50 to $100 per pallet," he
said. "Companies can ask themselves if it is worth it to have high-power
communications for their networks, given the relatively low value of the cargo.
In these cases, there is an advantage to using communications with speeds at
the 2G or 0-G level, because it is significantly less expensive, and you can
get to ROI faster."
SEE: How disaster relief
workers are using data analytics to support and measure their efforts (free
PDF) (TechRepublic)
Here
is a case in point: A large tire manufacturer wants to track its containers
that various third-party logistics (3PL) companies are picking up and
delivering to stores. The goal is to determine the best route for each
container, and the strategy is to track the routes of each 3PL and determine
which 3PL is the best delivery and cost choice for each route.
In
this case, IoT big data is tracked, but the incoming data doesn't need to be
real-time or near real-time--it just has to be gathered for the purposes of
analytics. The decision in this case is to use 2G data transfer speeds because
the data doesn't need to be delivered in real time. There is also substantial
cost savings and ROI that can be more rapidly achieved.
Use
cases like this can be applied to other big data processing at less cost, but
are enough companies doing it?
Network,
bandwidth, and data transfer speeds should be an
integral part of big data planning, but as companies grapple with
getting the right types of data, developing business-operative analytics and transforming
their businesses, network considerations can often assume a
subordinate position. As a result, the default can be to run the data over a 4G
network—when the ROI on the communications may not warrant it.
SEE: Big data management
tips (free PDF) (TechRepublic)
"There
are many company assets that may not offer the value to warrant an expensive
deployment of a 4G or higher network," Rane said. "A basic chipset
for these networks might go for as high as $100. For a 2G network, the cost is
more like $20."
This
is why CIOs and big data planners need to put on their financial hats and think
about data transport as much as they consider the mechanics of gathering the
right types of data and delivering impactful analytics. They will be able to
deliver the best big data analytics results and value for business
decision-making—and also the best results for the bottom line.